Jumat, 27 November 2015

pengalaman pribadi

Peristiwa Itu Menyadarkanku

Langit pagi itu begitu cerah dan sejuk, ku lihat anak – anak kecil berlarian menuju sekolahnya. Saat itu aku sedang menunggu temanku dengan sedikit rasa cemas. “Dia bilang mau jemput jam 6 pagi ini,” Aku sedikit mengomel. Saat kulihat jam sudah menunjukan pukul 6.30 tak pelak aku semakin was – was dibuatnya. 

“Maaf Dik, aku telat, tadi aku harus mengantarkan adikku ke sekolah dulu,” tiba-tiba panggilan itu memecah kekhawatiranku. Dia adalah Danang sahabat baikku.

“Yaudah gag apa-apa. Ayo kita udah terlambat,” jawabku yang langsung menaiki motornya.

Seperti biasanya, pagi ini kami pergi ke kampus bersama, tetapi akibat motorku sedang rusak, aku meminta Danang untuk menjemputku. Jarak rumah kami dengan kampus memang cukup jauh sekitar 10 km. Sebenarnya aku tidak ada kelas sepagi ini, tetapi karena Danang ada kelas jam 7 pagi. Aku harus pergi lebih awal dengannya. 

“Aduhh, kira-kira sempat tidak ya?” gerutu Danang dengan cemas. Hari ini dosen yang mengajar Danang terkenal sangat galak dan disiplin. Aku tahu itu karena dia pun dosenku ketika aku di semester pertama. Dia tak segan-segan mengusir mahasiswanya yang terlambat datang ke kelasnya.

“Hari ini kamu ada kuliah Bu Barni, ya?” 

“Iya, aku sudah dua kali tidak masuk kelasnya, dan ini adalah kesempatan terakhirku. Aku tidak mau mengulang kuliah dia semester depan,” jawab Danang.

Danang memacu motornya dengan cepat. Dia meliuk-liuk mendahului kendaraan – kendaraan yang ada di depannya. Aku memintanya untuk sabar dan memelankan kendaraannya. Tetapi dia tak mendengarkan saranku, dan terus menambah kecepatan motornya. Sudah setengah jam kira-kira kami berkendara. Danang tetap memacu motornya dan saat kami melewati pasar, tiba – tiba ada sebuah sepeda motor yang hendak menyebrang, dengan sigap Danang membanting kemudinya ke arah kanan jalan untuk menghindari tabrakan. Tetapi nahas, ketika kami menghindar motor yang tengah menyebrang tersebut, sebuah mobil pick up yang mengangkut buah – buahan muncul tiba – tiba dari arah depan. Brakkkkk! Tak pelak kami pun menghantam mobil itu.

Sesaat sebelum tabrakan itu, keadaan disekitarku menjadi gelap. Aku tak bisa merasakan apa – apa. Yang kurasa hanyalah sakit disekujur tubuhku. Lalu aku membuka mataku, ternyata aku tersangut di bagian depan dan terjepit antara mobil dan motor. Sedangkan Danang terpental dan kejang di tengah – tengah jalan raya. Sontak pasar itu semakin ramai, mereka mulai mengelilingi kami. 

Sayup – sayup aku mendengar suara dari keramaian tersebut, “Jangan ada yang pegeng dulu, tunggu polisi datang”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar